Home   >   China Mulai Mendominasi Pasar Mobil Listrik Thailand

News

06 Jul 2022

China Mulai Mendominasi Pasar Mobil Listrik Thailand

China mulai mendominasi pasar mobil listrik di Thailand, bahkan mungkin melampaui popularitas Tesla, meski perusahaan mobil listrik yang dipimpin Elon Musk itu saat ini sangat dominan di beberapa negara di dunia, Free Malaysia Today, lapor Great Wall Motor.

China adalah salah satu merek mobil listrik paling terkenal di negeri gajah putih. Perusahaan mobil pribadi China telah menjual lebih dari 2.000 mobil untuk komunitas Thailand.

Capaian itu bakal makin panjang lantaran sebesar 3.000 orang masih antre menunggu kendaraan beroda empat listrik protesis Great Wall Motor China. Catatan ini memang sangat mengagetkan mengingat Great Wall Motor China justru baru masuk ke Thailand tahun lalu. Merek China terkenal lainnya pada kalangan warga Thailand merupakan SAIC Motor yg berbasis pada Shanghai, China.

Perusahaan kendaraan beroda empat itu menjual kendaraan beroda empat listrik MG sejak tahun lalu. Total hingga sekarang sebesar 4.500 kendaraan beroda empat listrik MG telah mengaspal pada Thailand.

Sementara itu, Federasi Industri Thailand memperkirakan lebih dari 10.000 mobil listrik akan dijual di Thailand tahun ini. Angka ini empat kali lipat lebih tinggi dari penjualan mobil listrik pada 2021. Hal ini disebabkan subsidi pemerintah membuat mobil listrik lebih terjangkau di Thailand.

Subsidi bertujuan untuk meningkatkan permintaan mobil ramah lingkungan dan mendorong produsen mobil untuk memproduksinya secara lokal. Pemerintah Thailand ingin mobil listrik menyumbang 30% dari produksi mobil Thailand pada tahun 2030.

Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah menawarkan potongan harga kepada pembeli hingga 150.000 baht, atau setara dengan 62,6 juta rupee, untuk setiap mobil listrik baru. Per 9 Juni 2022, pemerintah Thailand telah mengurangi pajak mobil listrik dari 8% menjadi 2%.Rabat diberikan karena banyak produsen mobil listrik yang berjualan di Thailand berjanji akan membangun pabrik mobil listrik.

“Merek Jepang dan merek lain dari Eropa telah mencoba memasuki pasar Thailand, tetapi mereka tidak terlalu agresif dibandingkan dengan merek Cina,” kata Vice President FTI Surapong Paisitpatanapong.

“Saya pikir merek Jepang masih menikmati peningkatan penjualan EV hybrid, dan mereka bisa menunggu sampai permintaan meningkat secara substansial sebelum mereka mulai memproduksi EV murni,” katanya.

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha memiliki tujuan ambisius untuk industri mobil listrik dan mengatakan sudah saatnya Thailand memproduksi mobil listrik untuk memenuhi permintaan mobil listrik yang besar.

“2024 mungkin sudah terlambat. Kita harus mulai memproduksi kendaraan listrik kita sendiri dalam waktu satu tahun,” kata Chan-ocha.